Categories
News KSP News Ekonomi Deputies Deputy Chief of Staff for Economy Maritime Economy Development

KSP Dukung Inisiatif Gerakan Indonesia Mandiri Protein

Jakarta – Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi 150 juta ton ikan lestari. Nilainya bahkan mencapai US$27 miliar terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sayangnya, potensi tersebut baru terealisasi 20%. Padahal, jika jika dimanfaatkan dengan baik bisa memenuhi 50% kebutuhan protein hewani seluruh rakyat Indonesia dan bisa menyerap 45 juta lapangan kerja baru. “Maka Indonesia perlu mewujudkan cita-citanya menjadi negara yang mandiri protein,” kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Perekonomian Bambang Priambodo dalam Kick – Off Event & Executive Keynote yang diselenggarakan oleh Berikan Protein Initiative bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor melalui platform zoom, Selasa (2/11).

Bambang menambahkan, jika Indonesia menjadi negara mandiri protein, maka bukan tidak mungkin ekonomi Indonesia semakin maju. Apalagi, kata Bambang faktor utama untuk menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia.

Bambang pun memaparkan untuk mengantisipasi bonus demografi di tahun 2045, maka pengembangan kesehatan dan pendidikan menjadi hal krusial untuk meningkatkan kualitas manusia. “Indonesia perlu memperkuat integrasi hulu hilir yang menjadi hal mutlak dalam meningkatkan perekonomian Indonesia,” ujar Bambang.

Pernyataan Bambang bukan tanpa sebab. Berdasarkan hasil data protein meter yang disebarkan secara masif, hanya 4,5% penduduk Indonesia yang mengkonsumsi ikan. Bau amis dan duri ikan menjadi alasan malas untuk mengkonsumsi ikan.

Di sisi lain, sumber-sumber protein buat bangsa ini sebagian besar masih mengandalkan impor. Misalnya impor susu sapi 87%, impor daging sapi 32%, impor kedelai 86,4%, ditambah lagi bayang-bayang impor daging ayam dari Brazil.

Sebagai informasi, event bertema “Berikan Wirausaha Muda Berkualitas” ini berbentuk diskusi panelis bersama delapan kementerian dan satu Perusahaan Industri. Di antaranya Kementrian/BRIN, Kementerian Koperasi UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kantor Staf Presiden dan PT Kimia Farma.

Acara ini juga sekaligus memperkenalkan Berikanpreneur: Startup Activation 2021 sebagai program kompetisi yang inovatif dan kolaboratif. Misinya, mewujudkan Wirausaha Muda Berkualitas sebagai akselerator penumbuhan pusat ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan nelayan melalui hilirisasi produk perikanan, peningkatan nilai tambah produk, peningkatan gizi masyarakat serta peningkatan kualitas SDM anak bangsa melalui kewirausahaan berbasis teknologi. Inovasi teknologi pengolahan hulu dan industri hilirisasi solusinya.

“Melalui Berikanpreneur 2021, ini menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan Indonesia maju dengan melibatkan mahasiswa mengatasi isu permasalahan yang ada dengan pengembangan technopreneur, sehingga tercipta sumber daya manusia unggul yang dapat berkontribusi untuk kemajuan bangsa”, ujar Maqbulatin Nuha, CEO Berikan Protein Initiative, selaku penyelenggara utama dari Berikanpreneur: Start-up Activation 2021.