Presiden Prabowo Subianto menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Hotel The St. Regis, Jakarta. Forum bergengsi ini menjadi ajang strategis bagi para pemimpin ekonomi dunia untuk memperkuat jejaring dan membahas arah perekonomian global ke depan.
Kehadiran Presiden Prabowo dalam forum yang diikuti sekitar 400 CEO, wirausahawan, dan investor internasional tersebut memberi sinyal kuat tentang stabilitas dan arah kebijakan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinannya. Hal ini juga menjadi bentuk keyakinan bagi para pelaku usaha global untuk menanamkan investasi dan tumbuh bersama Indonesia.
Dalam sesi dialog bertajuk “A Meeting of Minds” bersama Chairman dan Editor-in-Chief Forbes Media, Steve Forbes, Presiden Prabowo menekankan pentingnya penerapan sistem ekonomi campuran yang menggabungkan nilai-nilai terbaik dari kapitalisme dan sosialisme. Pendekatan ini diyakini mampu mendukung kesejahteraan rakyat sekaligus mendorong pertumbuhan nasional.
Presiden Prabowo juga mengisahkan pandangan ayahnya, begawan ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikusumo, tentang perlunya keseimbangan antara sistem pasar bebas dan nilai-nilai sosial.
“Saya bertanya, ‘Ayah, menurut Ayah, sistem ekonomi yang terbaik itu apa?’ dan beliau menjawab, ‘Sebenarnya, sistem ekonomi yang terbaik bagi kita, bagi Indonesia, haruslah sistem ekonomi campuran. Kita harus mengambil yang terbaik dari kapitalisme dan yang terbaik dari sosialisme,’” ujar Presiden Prabowo.
Kepala Negara menegaskan bahwa arah kebijakan ekonomi nasional ke depan akan memastikan kemakmuran tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu, melainkan dirasakan merata oleh seluruh lapisan masyarakat. “Dan saya kira sekarang, pemikiran seperti inilah yang akan menjadi arus utama,” imbuh Presiden.
Presiden Prabowo juga menyoroti dua program prioritas pemerintah, yaitu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Program Desa Nelayan, sebagai implementasi nyata dari semangat pemerataan ekonomi. “Makan Bergizi Gratis pada dasarnya adalah penyediaan makanan bergizi tanpa biaya. Program ini lahir dari pengalaman saya selama bertahun-tahun berkampanye,” ujar Presiden.
Program MBG kini telah menghadirkan 11.900 dapur yang melayani 35,4 juta anak dan ibu hamil, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui keterlibatan petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil.
Selain itu, Presiden menegaskan komitmen pemerintah untuk memberdayakan masyarakat pesisir melalui Program Desa Nelayan. “Dalam 80 tahun sejarah Indonesia, belum ada program yang benar-benar efektif untuk memberdayakan komunitas nelayan kami. Dan inilah yang sedang kami coba lakukan,” kata Presiden.
Program ini mencakup pembangunan dermaga, fasilitas produksi es, cold storage, panel surya, klinik, dan sekolah. Hasilnya, pendapatan nelayan meningkat hingga 100% di desa percontohan. Hingga tahun 2025, 65 desa nelayan telah dibangun, dengan target mencapai 1.000 desa pada akhir 2026, memberdayakan sekitar delapan juta orang.
Di bidang tata kelola dan penegakan hukum, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi dan menindak praktik ilegal di sektor sumber daya alam. “Menurut saya, korupsi adalah penyakit. Ketika sudah mencapai stadium 4 seperti kanker, akan sangat sulit disembuhkan. Dalam sejarah, korupsi bisa menghancurkan negara, bangsa, dan rezim. Jadi, ya, saya bertekad untuk memberantas korupsi,” ujar Presiden.
Presiden juga menyoroti berbagai langkah konkret yang telah dilakukan pemerintah, termasuk operasi pemberantasan tambang timah ilegal di Bangka Belitung serta pencabutan konsesi 5 juta hektare lahan perkebunan sawit ilegal.
“Saya bertekad untuk menegakkan hukum, dan saya bertekad bahwa pemerintah Indonesia harus dihormati oleh semua orang. Hukum adalah hukum, peraturan adalah peraturan. Siapa yang melanggar hukum harus berhadapan dengan hukum. Sesederhana itu. Maksud saya, kita sedang memulihkan banyak aset negara, memulihkan banyak aset melalui efisiensi,” pungkas Presiden.
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Forbes Global CEO Conference 2025 menegaskan komitmen Indonesia untuk membangun ekonomi yang inklusif, memperkuat kesejahteraan rakyat, serta menegakkan hukum secara konsisten. Forum internasional ini juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kepercayaan dunia usaha dan investor global terhadap Indonesia sebagai negara yang stabil, berdaulat, dan terbuka terhadap kemitraan strategis.