Categories
Berita

Temui Moeldoko, Organisasi Penyiar Radio Harap Jadi Mitra Strategis Pemerintah

Jakarta – Pada Rabu (5/3), Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menemui perwakilan organisasi Penyiar Radio Seluruh Indonesia (Persiari) di Gedung Bina Graha, Jakarta. Para penyiar radio ini menyampaikan aspirasinya untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyebarluaskan kerja-kerja pemerintah kepada masyarakat.

“Persiari memang perlu memposisikan diri sebagai mitra strategis pemerintah karena Persiari harus menjadi jembatan antara anggota dan pemerintah, antara anggota dan masyarakat serta lembaga-lembaga lain. Kolaborasi ini menjadi penting karena pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, pemerintah perlu partner di berbagai bidang sehingga pengelolaan isu strategis bisa dilakukan bersama-sama,” respon Moeldoko.

Sementara itu, Persiari menyampaikan 10 aspirasi kepada pemerintah melalui KSP, dimana salah satu aspirasi tersebut terkait dengan pemberian bantuan radio gratis bagi masyarakat khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

“Intinya masyarakat kita ini, utamanya yang berprofesi petani dan berada di daerah 3T, itu masih tradisional. Saya berharap, misalnya di sela-sela pemutaran lagu, masyarakat juga diberikan edukasi bertani, atau penggunaan pupuk, dan lain-lain melalui siaran radio. Dan ya, Masyarakat perlu diberi radio gratis,” pungkas Moeldoko yang menyambut baik inisiatif Persiari.

Didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina Persiari, Moeldoko menyatakan siap memperjuangkan keberlanjutan dan standar kesejahteraan untuk profesi penyiar radio melalui revisi UU Penyiaran No.32 tahun 2002 yang dinilai sudah tertinggal.

Kepala Staf Kepresidenan pun menyebutkan bahwa standar kesejahteraan yang diperjuangkan tidak hanya terbatas bagi penyiar radio publik dan swasta, namun juga bagi para penyiar radio komunitas di daerah.

Sementara itu, Agung Suprio, selaku anggota Dewan Pembina Persiari, mengusulkan agar pemerintah menjadikan tanggal 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional. Pasalnya, berdasarkan sejarah, tanggal 1 April 1933 merupakan hari dimana Mangkunegara VII memprakarsai berdirinya radio berbahasa Indonesia pertama di kota Solo yang memancarkan informasi perjuangan dan program kebudayaan hingga ke Belanda.

Oleh karenanya, kepada Presiden Jokowi melalui KSP, Persiari juga menginginkan Mangkunegara VII dijadikan sebagai Bapak Penyiaran Nasional. Hal ini direspon oleh Moeldoko yang mengatakan akan mempelajari persoalan ini lebih dalam di internal KSP.