Categories
Berita Berita KSP Ekonomi Kedeputian III

Ekspor Pertanian Naik 13,39% di Masa Pandemi, KSP Kawal Stimulus untuk Petani

JAKARTA – Sektor pertanian terbukti menjadi salah satu andalan perekonomian Indonesia di masa pandemi Covid-19. Hal ini membuat Kantor Staf Presiden (KSP) akan terus mengawal berbagai program dan stimulus pada sektor pertanian.

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Ekonomi Dr Panutan Sulendrakusuma mengatakan berdasarkan data yang ada untuk ekspor produk pertanian mengalami peningkatan sebesar 13,39% per Januari-Mei 2021 sebesar US$1,62 miliar, naik dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai US$1,42 miliar.

Selain itu, jika dilihat dari sisi lapangan usaha, sekitar 64,13% berasal dari lima sektor utama termasuk pertanian, industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

“Dari kelima sektor tersebut, sektor pertanian masih tumbuh 2,95% secara tahunan (y-on-y) dan berperan besar dalam menopang perekonomian Indonesia saat sektor lain mengalami penurunan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (1/7).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari-Mei 2021 menunjukkan ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan meningkat 30,53% menjadi sebesar US$66,7 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$51,09 miliar. Di mana besaran tersebut berkontribusi terhadap 79,42% terhadap total ekspor.

“Produk pertanian berkontribusi sebesar 1,93% terhadap total ekspor. Ini artinya kontribusi ekspor hasil pertanian masih harus terus ditingkatkan. Untuk memacu peningkatan kontribusi ekspor pertanian, KSP mendorong supaya kendala-kendala yang muncul di sektor pertanian bisa teratasi dengan baik,” jelas Panutan.

KSP, lanjutnya, terus mengawal program-program yang dapat meningkatkan kinerja petani baik dari segi produksi, distribusi, dan konsumsi melalui Sistem Monitoring dan Evaluasi (SISMONEV 2.0) dan Database Isu Strategis (DISTRA). Salah satu di antaranya adalah program Food Estate untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi ketahanan pangan nasional, sejalan dengan amanat Presiden RI untuk menjaga pangan di masa pandemi Covid-19.

“KSP akan terus mengawal stimulus ekonomi untuk penguatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani/nelayan melalui Program Padat Karya Pertanian, Program Padat Karya Perikanan, Banpres Produktif UMKM Sektor Pertanian, Subsidi Bunga Mikro/Kredit Usaha Rakyat, dan Dukungan Pembiayaan Koperasi dengan Skema Dana Bergulir,” tegas Panutan.

Ia menambahkan, mengingat bahwa sektor ekspor-impor memegang peran penting terhadap pendapatan negara, maka diharapkan sektor pertanian bisa memberikan kontribusi besar ke depannya.

“Sebagai tambahan, pandemi Covid-19 turut memicu perpindahan penduduk dari kota menuju desa yang biasa juga dikenal dengan ruralisasi. Ini turut berpengaruh terhadap peningkatan tenaga kerja pertanian dan sektor lain di perdesaan. Sektor pertanian mulai dilirik oleh masyarakat dan menjadi salah satu peluang usaha yang mulai diminati,” ungkap Panutan.

Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2021, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap 29,59% tenaga kerja paling banyak termasuk Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. kemudian Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 19,20% dan Industri Pengolahan sebesar 13,60%. Hal ini berarti lapangan kerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan dari 29,23% pada Februari 2020.

“Petani yang dapat memanfaatkan sarana informasi dan jejaring komunikasi yang baik bisa menaikkan pendapatan mereka dengan cara berjualan daring (online). Hal Ini berpotensi untuk meningkatkan animo masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian,” tambah Panutan.

Sektor pertanian kini juga diminati oleh generasi milenial dan berkontribusi pada regenerasi petani. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) telah menetapkan Duta Petani Milenial (DPM)/Duta Petani Andalan (DPA) yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Duta petani tersebut menekuni beberapa komoditas seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hingga hortikultura.

Tahun 2021, Kementan kembali mencari DPM/DPA sebanyak 1000 calon untuk dikukuhkan seperti Petani Milenial di Magelang yang menjual cabai menggunakan gadget, serta Petani Muda di Salatiga yang menjual tanaman organik melalui media sosial.

Kemudian beberapa aplikasi jual beli online (platform digital dan marketplace) juga lebih intensif dalam menghubungkan petani dan konsumen secara langsung seperti: Toko Tani Indonesia (TTI-Kementan) yang merupakan salah satu program Kementerian Pertanian dan Rumah Pangan Kita oleh Bulog serta program lainnya yang menjadi sarana penghubung (hub) penting dalam rantai pangan Indonesia.

“Tentu manfaatnya akan lebih besar terasa oleh masyarakat bila akses internet dan teknologi data dipergunakan untuk mendukung bisnis alternatif pemasaran produk pertanian,” pungkas Panutan.