Categories
Berita Kedeputian Kedeputian IV

KSP Mendengar di Priangan Timur Serap Aspirasi Warga Soal Pemanfaatan Dana Desa dan Perhutanan Sosial

Tasikmalaya, Jabar – Kantor Staf Presiden menggelar program KSP Mendengar di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jum’at (9/11). Kegiatan ini mengusung tema “Reforma Agraria, Pembangunan Desa, dan Perlindungan Sosial di pedesaan Priangan Timur”. Perwakilan kepala desa dan tokoh masyarakat yang hadir menyampaikan aspirasi dan persoalan di lapangan terkait pemanfaatan dana desa dan perhutanan sosial.

Kepala Desa Salakuray, Lisman Kadafi, mengatakan dana desa merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan desa. Dana desa yang disalurkan setiap tahun, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarkat desa. Untuk itu, perlu ada perencanaan yang matang dalam penggunaan dana desa agar tepat sasaran.

Lisman mengusulkan agar Kementerian Desa (Kemendes) ikut membantu penyusunan Masterplan atau rencana utama penggunaan dana desa yang disesuaikan dengan potensi desa. “Sebab tidak semua pihak desa memahami dengan benar penyusunan Masterplan. Ini penting agar
pembangunan tertata api, dan tidak sampai terjadi kesalahan perencanaan,” kata Lisman.

Selain pembangunan desa, masyarakat juga menyampaikan persoalan terkait pemanfaatan perhutanan sosial. Di mana ada kawasan hutan yang diajukan sebagai perhutanan sosial masih bermasalah dengan Kementerian LHK. Pegiat Lingkungan Garut Selatan, April, meminta Kantor Staf Presiden dapat mendorong Gugus Tugas Reforma Agraria dapat mengoptimalkan langkah dan memberikan informasi yang lebih jelas. “Tujuh puluh persen kawasan yang diajukan berbatasan dengan pemukiman dan belum ada informasi yang tegas,” tutur April.

Menanggapi aspirasi tersebut, Tenaga Ahli Bidang Agraria dan Desa Kantor Staf Presiden, Sahat Lumbaranja, menyampaikan kebijakan pemanfaatan dana desa dan perhutanan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan masyarakat sekitar hutan. Untuk itu, program-program yang dilaksanakan harus tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

Sahat pun memastikan Kantor Staf Presiden akan menindaklanjuti aspirasi masyarakat terkait berbagai persoalan dalam pemanfaatan dana desa dan perhutanan sosial. “Soal masterplan penggunaan dana desa KSP akan koordinasi dengan Kemendes PDT membahas lebih detail untuk perencanaannya. Sedangkan untuk persoalan perhutanan sosial silahkan warga membuat surat pengajuan ke Dirjen Planologi KLHK, dan tembusannya ke KSP,” kata Sahat.

Seperti diketahui, KSP Mendengar merupakan program Kantor Staf Presiden yang digelar rutin setiap tahun di beberapa kota. Tujuannya untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait pelaksanaan program-program pemerintah. Aspirasi tersebut menjadi bahan monitoring dan evaluasi bagi Kantor Staf Presiden dalam mengawal program-program prioritas Presiden dan Wakil Presiden.

Adapun terkait pelaksanaan KSP Mendengar di Tasikmalaya difokuskan pada isu-isu Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial serta Pembangunan Desa. Sebab, di wilayah pedesaan Priangan Timur tersebut masih banyak tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Diantaranya, masih banyaknya lahan pertanian yang belum terdaftar dan diberdayakan, rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat desa, serta tingginya angka kemiskinan dan penangguran.

“Lewat KSP Mendengar ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, sekaligus menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat untum membangun pedesaan Priangan Timur,” jelas Tenaga Ahli Utama KSP, Agung Hardjono yang juga hadir pada kegiatan KSP Mendengar.

Categories
Berita Kedeputian Kedeputian I Lingkungan Hidup

KSP Dorong Desa-desa di Indonesia Mencontoh Pengelolaan Sampah di Desa Punggul Bali

Bali – Kantor Staf Presiden mendorong desa-desa di Indonesia mencontoh pola penanganan dan pengelolaan sampah di Desa Punggul, Kabupaten Badung, Bali. Desa di Kecamatan Abiansemal tersebut, berhasil mengelola sampah secara tuntas dan tidak ada sampah yang keluar dari desa.

“Kami mengharapkan ada lebih banyak lagi daerah yang bisa mencontoh Desa Punggul. Ini contoh nyata mengubah sampah menjadi berkah. Lingkungan terjaga, masyarakat sejahtera,” ujar Trijoko M. Solehoedin, Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP, saat berkunjung ke Desa Punggul, Jum’at (10/11).

Kepala Desa Punggul, Kadek Sukarma, menceritakan pengelolaan sampah di Desa Punggul berawal dari keprihatinan melihat pintu masuk Desa yang terkesan sengaja dijadikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar. Bahkan terdapat warga di luar kabupaten yang ikut membuang sampah di situ.

Selang beberapa tahun, sambung dia, desa yang memiliki motto “Sampah Desa Tuntas di Desa” ini berhasil menjadi salah satu desa terbersih di tingkat nasional. Hal ini dilakukan dengan kerja serius program-program seperti Bank Sampah, TPS 3R, dan Tong Edan. Pemerintah Desa juga turut dibantu oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk rutin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga.

Masih kata Kadek Sukarma, permasalahan sampah di desa Punggul berawal dari rumah tangga sehingga penyelesaiannya pun harus diawali dari rumah tangga. Untuk itu, setiap rumah diminta memilah sampah menjadi plastik dan non-plastik. Sampah plastik diangkat setiap hari Selasa, dan sampah non-plastik diangkat setiap hari Jumat secara gratis.

Di setiap rumah tangga juga disediakan Tong Edan, dimana sisa atau limbah makanan dimasukkan ke dalam Tong Edan kemudian disemprotkan dengan cairan liang setiap hari. Ini dilakukan untuk mengurangi bau dan nantinya dapat digunakan sebagai pupuk cair dan kompos untuk tanaman di rumah.

Semua sampah yang ada hari itu diproses tuntas hari itu juga di TPS 3R. Proses pengolahan sampah kemudian menghasilkan produk ekonomi sirkular seperti souvenir, benda kerajinan, ukiran, dan lain sebagainya. “Kami tidak membiarkan sampah ditumpuk kecuali sampah plastik yang dikumpulkan dalam keadaan bersih, sehingga sampah tidak menimbulkan bau kemana-mana,” ujar Kadek Sukarma.

Desa Punggul juga merupakan Desa Program Komunitas Iklim (ProKlim) yang merupakan program pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak. Program ini dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Pengendalian dan Perubahan Iklim (PPI).

“ProKlim menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi masyarakat di tingkat tapak dalam pencapaian target NDC Indonesia, yaitu dengan aksi nyata mewujudkan ketahanan iklim dan gaya hidup rendah emisi gas rumah kaca,” terang Haryo Pambudi, Kepala Balai PPI Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sebagai informasi, Kunjungan kerja tim Kantor Staf Presiden ke desa Punggul untuk meninjau langsung pelaksanaan program Kampung Iklim (Proklim). Program yang diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini merupakan program sinergi aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang berlingkup nasional. Tujuannya meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk penguatan kapasitas adaptasi dan penurunan emisi gas rumah kaca.

Categories
Berita Kedeputian Kedeputian III

KSP: Pemerintah Bangun Jalur Layang Kereta Api Lintas Medan – Binjai

Medan – Untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat kemacetan di Medan, pemerintah membangun jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai. Pembangunan fisik saat ini sudah mencapai 35 persen.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Helson Siagian, mengatakan pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai merupakan bagian dari Proyek Prioritas Strategis atau Major Project dalam RPJMN 2020-2024 terkait pembangunan sistem angkutan umum massal di enam wilayah metropolitan. Yakni, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar.

“Pembangunan transportasi publik massal menjadi kebutuhan dan keniscayaan. Apalagi kemacetan di wilayah perkotaan berdampak besar bagi masyarakat dan pemerintah,” ucap Helson saat meninjau langsung pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai, Selasa (7/11).

Lebih lanjut, ia menyebut kerugian ekonomi akibat kemacetan sangat besar. Di wilayah Jabodetabek misalnya, kerugian ekonominya mencapai Rp 65 triliun per tahun. Sementara di lima wilayah lainnya, yakni Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar, mencapai Rp 12 triliun per tahun.

Pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai terdiri dari pembangunan jalur ganda sepanjang 6,8 kilometer, pengembangan Stasiun Medan, pembangunan dua stasiun baru, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal, serta pembangunan sistem persinyalan elektrik. Proyek ini nantinya diharapkan dapat mendukung aktivitas masyarakat dan mobilitas para komuter atau penglaju di Medan – Binjai, serta meningkatkan daya tarik ekonomi dan investasi di wilayah sekitar.

“Ini wujud komitmen pemerintah dalam membangun sistem transportasi publik massal bagi masyarakat Kota Medan,” tegas Helson.

Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan, Dedik Tri Istiantara, menyampaikan saat ini tengah diupayakan percepatan pengadaan tanah dan penertiban aset lahan bersama KAI, agar konstruksi rel maupun stasiun dapat dikebut. “Proyek ini ditargetkan selesai pada Oktober 2024,” jelas Dedik. Ia juga mengatakan pendanaan proyek jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan nilai kontrak Rp 1,3 triliun.

Sebagai informasi, selain proyek Medan – Binjai, Kementerian Perhubungan juga membangun dan merevitalisasi jalur kereta api Binjai – Besitang yang ditargetkan dapat beroperasi pada Februari 2024.

Categories
Berita Kedeputian Kedeputian II

Pemerintah Targetkan 4000 Bisnis Kuliner Indonesia Berdiri di Belahan Dunia pada 2024

Jakarta – Pemerintah terus memperkuat etalase kuliner Indonesia di mancanegara. Pada 2024, ditargetkan sudah ada 4000 bisnis kuliner Indonesia berdiri di seluruh belahan dunia, dan ekspor kuliner bisa mencapai 2 miliar USD.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Helson Siagian, mengatakan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyiapkan skema pendanaan, pelatihan, dan pendampingan untuk para pelaku usaha kuliner Indonesia di mancanegara, yakni melalui program Indonesian Restaurant Fundrasing (IndoStar).

“Program ini memberikan peluang bagi pelaku usaha kuliner untuk lebih memajukan usahanya dan untuk mendapatkan calon investor. Dengan demikian bisnis kuliner Indonesia di mancanegara semakin massif,” kata Helson, usai mengikuti acara Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) Pitching Day 2023 yang digelar secara online, Minggu (5/11).

Untuk diketahui, Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) salah satu bagian dari program Indonesia Spice Up The Word (ISUTW), yakni program pemerintah untuk mempromosikan kuliner Indonesia, dan mengangkat produk rempah dan bumbu masakan merek lokal Indonesia.

Ada empat pilar dalam Program ISUTW. Pertama ekspor rempah, bumbu, dan pangan olahan. Kedua, aktivasi restoran Indonesia di luar negeri. Ketiga, promosi kuliner Indonesia di luar negeri. Keempat, Indonesia sebagai destinasi gastronomi.

“Program ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa keunggulan rempah-rempah Indonesia harus terus dikenalkan ke seluruh penjuru dunia,” terang Helson.

Lebih lanjut Helson menyampaikan program IndoStar yang menjadi bagian dari ISUTW mendapat respon positif dari pelaku usaha kuliner Indonesia di mancanegara. Saat ini, ujar dia, ada 50 peserta IndoStar yang tersebar di lima benua. Rinciannya, Asia : 14 peserta, Eropa : 12 peserta, Amerika : 11 Peserta, Australia : 10 Peserta, dan Afrika : 3 peserta.

Tenaga Ahli Bidang Pariwisata Kantor Staf Presiden ini, menilai peluang bagi pelaku usaha untuk memperkuat etalase kuliner Indonesia di luar negeri masih sangat besar. Terlebih, saat ini target pasarnya bukan lagi orang Indonesia, melainkan masyarakat lokal yang sudah cocok dengan cita rasa Indonesia.

“Dari delapan restoran yang melakukan pitching hari ini, rata-rata target marketnya bukan orang Indonesia, tapi orang lokal. Hal ini membuktikan kuliner Indonesia memang siap mendunia,” ucap Helson menanggapi presentasi peserta IndoStar Pitching Day 2023.

Categories
Berita Kedeputian Kedeputian IV

Warga Brebes Mengapresiasi Program KSP Mendengar

Brebes – Warga Brebes, Jawa Tengah, mengapresiasi program “KSP Mendengar”. Mereka menilai program Kantor Staf Presiden tersebut merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

“Saya sangat mengapresiasi acara ini, dimana kita bisa menyampaikan uneg-uneg permasalahan warga secara langsung tanpa birokrasi yang panjang,” ungkap Ela, pelaku UMKM batik Salem, saat menghadiri “KSP Mendengar”, di kecamatan Salem, Brebes, Rabu (18/10).

Senada dengan Ela. Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan Wana Karya, Estu Susilo, menilai program KSP Mendengar menghapuskan jarak antara masyarakat dengan pemerintah. Terlebih di era otonomi daerah penyelesaian persoalan di masyarakat seringkali tersendat di tingkat kabupaten.

“Tentunya saya secara pribadi dan juga sebagai masyarakat kegiatan seperti ini dapat diselenggarakan kembali secara terpisah sesuai dengan isunya masing-masing,” kata Estu.

Program “KSP Mendengar” di kecamatan Salem, Brebes, menghadirkan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan, Juri Ardiantoro, serta Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, dan Erizal Jamal. Pada kesempatan itu, puluhan warga perwakilan dari tokoh agama dan organisasi masyarakat menyampaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi di lapangan.

Khaerul Abror misalnya. Ketua Paguyuban P3A Brebes Selatan ini, mengeluhkan tentang kerusakan Bendung Congkar di Bumiayu. “Kerusakan bendung ini menyebabkan delapan ribu hektare sawah tidak bisa ditanami,” ujarnya.

Selain kerusakan bendung, persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi juga mengemuka. Raskat, salah satu warga Salem mengaku saat ini kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. “Kalaupun ada harganya mahal,” ucap Raskat.

Menanggapi hal ini, Tenaga Ahli Bidang Pertanian KSP, Erizal Jamal memastikan Presiden Joko Widodo memberikan perhatian penuh pada infrastruktur pertanian, termasuk bendung irigasi. Terkait persoalan kerusakan Bendung Congkar, Ia berjanji akan segera menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait.

“Kalau soal pupuk subsidi, saat ini KSP dan kementerian terkait sedang merumuskan pola baru penyaluran pupuk, yakni melalui Bantuan Langsung Petani. Sekarang masih digodok mekanismenya,” tegas Erizal.

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, KSP Mendengar merupakan salah satu program Kantor Staf Presiden untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ia menegaskan seluruh keluhan masyarakat sudah dicatat dan akan segera ditindaklanjuti.

“Apa yang menjadi keluhan sampaikan. Termasuk kritik sekalipun,” pungkas Ngabalin.