Categories
Berita Berita KSP Ekonomi

IA-CEPA Gerbang Indonesia Masuk 10 Besar Negara Tujuan Investasi

JAKARTA – Perjanjian kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Australia dalam Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) menjadi jembatan Indonesia masuk 10 besar negara tujuan investasi. Optimisme itu terungkap saat Webinar IA-CEPA terkait Advance Manufacturing and Third Market Oppurtunity with Australian Ingenuity and Excelence di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (18/11). “Tidak hanya bidang perdagangan, IA-CEPA memiliki ruang untuk peningkatan arus investasi kedua negara. Indonesia berharap bisa menjadi top-10 negara tujuan investasi Australia. Saat ini Indonesia berada di posisi 12 (dua belas) negara tujuan investasi Australia,” ujar Kepala StaF Kepresidenan Dr. Moeldoko dalam webinar itu.

Selain Moeldoko, hadir dalam webinar yang diikuti lebih dari 100 peserta ini, Deputi Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman, Minister Counselor of Australian Embassy Alison Duncan, President of Australia Indonesia Business Council Philip Turtle, dan Chairman PT Jababeka Tbk Setyono Darmono.

Moeldoko menambahkan, IA-CEPA dapat memfasilitasi investor Australia untuk dapat berinvestasi di Indonesia pada berbagai sektor seperti infrastruktur, energi, pengembangan pariwisata, pengolahan makanan dan pengembangan di bidang e-commerce. Menurut Moeldoko, IA-CEPA dapat mendorong ekspor berbagai produk Indonesia ke Australia. Di antaranya, otomobil (mobil listrik dan hybrid), kayu dan turunannya, tekstil, produk tekstil, karet, alat komunikasi, permesinan, obat-obatan, makanan dan minuman, peralatan elektronik, serta pengembangan sektor industri kreatif dan e-commerce.

“IA-CEPA telah diratifikasi kedua negara. Tentunya, beberapa ketentuan turunan akan mengikuti komitmen yang telah disepakati dalam IA-CEPA tersebut,” imbuh Moeldoko seraya menyebut adanya kemudahan tarif bea masuk dengan merinci Australia mengeliminasi 100 persen semua pos tarif menjadi 0 persen, sementara Indonesia mengeleminasi 96,4 persen seluruh total pos tarif.

Minister Counselor of Australian Embassy Alison Duncan pun langsung menyatakan, bahwa harapan Indonesia untuk menjadi top-10 negara tujuan investasi Australia bisa terwujud dalam waktu dekat. “Untuk mewujudkan itu, Australia akan berusaha keras untuk menangkap peluang investasi yang ada, terutama di beberapa sektor strategis,” kata Alison.

Mewakili pelaku usaha Australia, President of Australia Indonesia Business Council Philip Turtle berharap kerja sama strategis antara Indonesia dan Australia bisa berlangsung lebih komprehensif dengan adanya IA-CEPA. Adapun Chairman Jababeka Setyono Darmono meyakini, Jababeka sebagai salah satu leading industrial developer bisa memfasilitasi kolaborasi antara Indonesia dan Australia yang berbasis industrial.

Investasi Australia di Indonesia pada 2019 mencapai US$264 juta dengan jumlah 740 proyek di sektor pertambangan, industri logam, tanaman pangan, hotel dan restoran, listrik, gas dan air, industri makanan, industri kimia dan farmasi serta perdagangan dan reparasi. Dalam kesempatan ini, Moeldoko pun mengundang investor kelas dunia untuk masuk ke Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan peluang yang dibuka di berbagai Kawasan Ekonomi Khusus dan meminta pengusaha Indonesia menjajaki kemungkinan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada.