Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian IV Politik

KSP Mendengar Serap Aspirasi Rakyat

SEMARANG- Program KSP Mendengar di sejumlah kota dilakukan untuk mendengar masukan dari berbagai kalangan. Salah satu kota yang disasar adalah ibukota provinsi Jawa Tengah, Semarang. KSP Mendengar di kota itu diikuti sejumlah tokoh perwakilan dari berbagai kalangan organisasi kemasyarakatan seperti PCNU Kota Semarang, Persekutuan Gereja-Gereja di wilayah Jawa Tengah, Pemuda Pancasila, Rumah Kreasi Indonesia Hebat, dan Projo. Menurut Kepala Tim Newsroom KSP Widiarsih Agustina atau yang kerap disapa Niniel, selama pandemi Covid 19, Presiden itu tidak punya kekuasaan untuk blusukan. “Jadi, kami sebenarnya menyusun program ini sejak Januari tapi karena Covid, dan lain-lain akibatnya tertunda sampai Oktober. Jadi hingga Desember ini kami marathon, perintah Presiden dan perintah KaStaf untuk turun ke lapangan,” kata Niniel di Semarang.

Menurut Niniel, KSP membagi dengan tim kecil-kecil ini tiga orang, empat orang ke semua Provinsi. Acara tersebut sudah dilakukan di Jawa Barat ada Banten, Sumatera di Medan, kemudian Sulawesi tim kecil-kecil untuk hadir di tengah-tengah masyarakat, dengan cara menjemput bola. “Jadi kami yang diminta memang untuk harus banyak mendengar aspirasi yang dari teman-teman, masyarakat. Kami juga akan turun ke berbagai komunitas untuk meminta berkumpul karena secara jumlah, tidak memungkinkan,” ujar dia.

Niniel menambahkan, forum tersebut sengaja dibentuk sebagai sarana diskusi dan dialog. Kelompok masyarakat dapat langsung menyampaikan keluhan yang akan dibantu oleh pihak KSP. “Apa yang bisa saya bantu untuk men-clearkan, mungkin saya akan bantu untuk me-clearkan. Tapi kalau memang masalah ini harus diberikan kepada Presiden, kita akan langsung monitoring, lalu kita rumuskan masalahnya. Hasil report ini dalam catatan kecil biasanya saya sampaikan ke beliau malam begitu, sehingga paginya bisa langsung di check, juga KaStaf sendiri biasanya akan memberikan view ke Kemendikbud, dan kementerian yang lain, sehingga tidak perlu langsung Presiden sendiri yang menyampaikan,” katanya.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di wilayah Jawa Tengah Heru Purwanto, mengapresiasi Pemerintah Joko Widodo yang memilih pembantunya yang hebat. Namun dirinya menyayangkan kejadian tertangkapnya Menteri KKP. Selain itu, Heru juga menyinggung soal Undang-Undang Cipta Kerja. Menurutnya, UU Cipta Kerja memiliki tujuan luar biasa, bahkan dipuji dunia. “Kalau nggak salah IMF juga memuji itu,” ujar Heru.

Menanggapi itu, menurut Niniel UU Cipta Kerja ini didesain untuk masa depan Indonesia terkait ledakan bonus demografi. UU tersebut desain besarnya adalah terkait ledakan penduduk atau ledakan demografi. “Yang nganggur tiap tahunnya itu meningkat 3 jutaan. Itu belum 6 jutaan di masa Covid, lho Pak,” ujar Niniel.

Rahayu perwakilan Rumah Kreasi Indonesia Hebat mempertanyakan soal Bantuan Presiden. Selain itu Rahayu juga mempertanyakan pengajuan kredit. Menurutnya, program pengajuan kredit tanpa jaminan masih sulit didapatkan. Menanggapi pertanyaan itu, Niniel mengatakan, Banpres terdapat anggaran yang besar namun masih kesulitan untuk penyerapan anggaran tersebut. “Ada keluhannya bahwa Banpres mikro itu nyari orangnya saja susah. Ada sekian juta yang dianggarkan, tapi penyerapannya lambat. Ini yang sedang kita bahas kita rembuk,” ujar Niniel.