Categories
Berita Infrastruktur Konektivitas Kedeputian Kedeputian I

Sukses Tekan Disparitas Harga, Tol Laut Perlu Optimalisasi

JAKARTA – Program Tol Laut telah berhasil menurunkan disparitas harga beberapa komoditas. Namun program unggulan Presiden Joko Widodo ini masih perlu optimalisasi agar memberikan dampak yang lebih luas. “Terutama bagi Pemerintah Daerah di wilayah Indonesia Timur. Sehingga lalu lintas barang tidak hanya mengalir dari Barat ke Timur, tapi juga sebaliknya,” Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden (KSP) Helson Siagian di Jakarta, Jumat (16/4).

Guna merealisasikan hal itu, Helson menegaskan, KSP terus mengawal implementasi Tol Laut termasuk, melakukan pendampingan kepada Pemerintah Daerah dalam meningkatkan daya saing produk. Tujuannya tentu saja agar lalu lintas barang dari Barat ke Timur dan Timur ke Barat menjadi lebih berimbang.

Sebagai salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo dalam pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, Tol Laut juga bertujuan mewujudkan konektivitas pulau-pulau di Indonesia. Sehingga pergerakan logistik dari Barat ke Timur dan Timur ke Barat dapat dilakukan dengan lebih efisien. “Konektivitas yang baik ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuh Helson.

Pada Rapat Koordinasi Optimalisasi Program Tol Laut di Gedung Bina Graha Jakarta, Jumat (16/4), Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Antoni Arif Priadi menyampaikan bahwa pelaksanaan program Tol Laut telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak mulai diimplementasikan pada tahun 2016. Hingga tahun ini, jumlah pelabuhan singgah tol laut meningkat menjadi 103 titik dari 31 titik pada tahun 2016. Begitu juga jumlah armada kapal meningkat dari 6 kapal pada tahun 2016 menjadi 30 kapal pada tahun 2021, dan jumlah trayek meningkat dari 6 trayek pada tahun 2016 menjadi 30 trayek pada tahun 2021.
“Peningkatan operasionalisasi tol laut ini berhasil mengurangi fluktuasi harga dan menurunkan disparitas harga berbagai komoditas, khususnya di Kawasan Timur Indonesia,” tutur Antoni.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan I Gusti Ketut Astawa menambahkan, penurunan harga pada kuartal pertama 2021 mencapai 40,5% untuk komoditas tertentu. Sebagai contoh, harga besi baja konstruksi 16 mm di Kabupaten Halmahera Selatan yang diangkut melalui Tol Laut adalah Rp119.000,-/Kg jauh lebih rendah dibandingkan apabila tidak melalui Tol Laut yang mencapai Rp200.000,-/Kg.

Komoditas lain yang mengalami perubahan harga signifikan diantaranya harga Daging Ayam Ras di Kabupaten Buru Selatan turun dari Rp60.000,-/Kg menjadi Rp45.000,-/Kg, harga bawang putih di Kabupaten Fakfak turun dari Rp40.000,-/Kg menjadi Rp30.000,-/Kg, harga kedelai di Kabupaten Muna turun dari Rp15.000,-/Kg menjadi Rp9.600,-/Kg.

Caption Foto: Rapat Koordinasi Optimalisasi Program Tol Laut antara KSP dengan Kementerian/Lembaga terkait di Gedung Bina Graha, Jakarta.